Sabtu, 20 Oktober 2012

Sentosa Island & Singapore City

MRT di Singapore memiliki 4 jalur yang dibedakan dengan warna, ada warna kuning, merah, hijau, dan ungu. Jalur dari Bandara Changi menuju ke kota berwarna hijau dengan arah Joo Koon dan Pasir Ris.


Peta Jalur MRT

Sampai di stasiun Tanah Merah, saya keluar dan langsung menuju MRT dengan arah Joo Koon. Tujuan saya saat itu adalah stasiun Raffles Place, karena stasiun Raffles Place berada pada jalur hijau, jadi saya tidak perlu untuk ganti MRT.


Suasana Stasiun Tanah Merah


Sampai di stasiun Raffles Place kira-kira jam 11 siang, saya langsung menuju jalan keluar, tapi sebelum keluar dari stasiun saya harus men-tap ‘lagi’ kartu Ez-link di tiket gate, setelah di-tap saldo saya otomatis akan berkurang sesuai dengan tarif yang dihitung berdasarkan jarak atau jumlah stasiun yang saya lewati.

Saya keluar melalui pintu exit E, lalu saya pun tertegun oleh pemandangan dari kota Singapore yang sangat berbeda dengan di Bali. Bangunan-bangunan tinggi menjulang di tengah kota, jalan raya yang lebar, dan tentunya tidak ada kemacetan. Kebersihan kota Singapore benar-benar patut kita contoh, dan juga penataan trotoar yang membuat saya sangat nyaman untuk berjalan kaki di kota ini. Saya lantas mengitari Jalan Robinson Road sampai menemukan petunjuk menuju ‘Lau Pa Sat Festival Market’. Kalian tahu apa yang saya cari??? Makan hehehe



 Pemandangan Kota Singapore


Lau Pa Sat Festival Market

Interior Lau Pa Sat Festival Market

Lau Pa Sat Festival Market ini mempunyai konsep seperti food court, memiliki banyak stand yang menjual berbagai macam makanan dari yang halal sampai non-halal. Saya dan teman saya langsung berkeliling untuk memilih makanan yang akan kami santap, dan pilihan kami jatuh pada makanan sejenis mie kuah, saya memilih mie dengan ‘pork’ dan teman saya memilih mie dengan ‘chicken’. Harga makanan saya SGD 4.5, cukup murah untuk kelas tempat makan seperti ini, tapi saat saya membeli minuman ternyata di Singapore harga air mineral lebih mahal dari harga soft drink. Harga air mineral yang saya beli SGD 1.3


Manakan pilihan saya mie dengan 'pork'

Beberapa detik kemudian hehehe


Rasanya jangan di tanya deh, kalian pasti tau jawabannya setelah melihat dua foto di atas. Saya yang laper atau saya memang doyan ya???

Habis makan, saya lalu pindah duduk kebagian depan supaya bisa melihat suasana kota Singapore sambil ‘ngaso’. Tepat jam 12 siang terlihat segerombolan orang-orang kantor keluar dari gedung-gedung tinggi yang ada di sekitar sana, mereka lalu menyerbu Lau Pa Sat ini untuk makan siang. Karena suasana di Lau Pa Sat ini sudah semakin ramai, saya dan teman saya akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalan menuju hotel untuk cek-in, hotel yang sudah saya pesan dari Indonesia berada di kawasan Pulau Sentosa.   

Dari Lau Pa Sat saya kembali ke stasiun Raffles Place dan masuk ke MRT dengan tujuan Joo Koon. Sampai di stasiun Outram Park, saya mengganti ke jalur ungu dengan arah menuju stasiun HarbourFront.





Changi International Airport


Welcome to Changi International Airport

Yuhuuuu, awalnya saya sempat merasa bahwa ini merupakan mimpi, tapi ternyata saya benar-benar sudah di negeri lain, “mama, anak mu ada di Singapore”.

Akhirnya pesawat pun parkir di salah satu gate yang berada di Terminal 1, dan penumpang pun dipersilahkan keluar dari pesawat dengan menggunakan ‘Garbarata’.

Garbarata

Kesan pertama bagi saya melihat secara langsung Bandara Changi memang benar-benar ‘waaahh’, interior modern, seluruh lantai dilapisi karpet, papan petunjuk yang sangat jelas, free internet dengan kecepatan yang lumayan kencang, pijat gratis dengan alat yang disediakan, terdapat juga taman di dalam bandara ini, sangat berbanding terbalik dengan kondisi Bandara Ngurah Rai yang sudah terlihat kuno dan kecil. Semoga saja pembangunan Bandara Ngurah Rai yang baru nantinya akan dapat bersaing dengan Bandara Changi ini.

Kedatangan

Interior Bandara Changi

Papan petunjuk yang jelas dan lengkap

Free Internet yang dibatasi 15 menit sekali pemakaian

Pijat gratis

Taman di dalam Bandara Changi

Ok setelah puas melihat interior Bandara Changi, saya pun langsung menuju toilet, karena kita bisa menilai suatu tempat itu bagus atau tidak dari kebersihan toiletnya. Dan benar saja, toilet di Bandara Changi ini sangat bersih, modern dan canggih, atau mungkin saya yang terlalu ‘katrok’ hehehe

Interior Toilet

Wastafel

Urinoir yang langsung menghadap ke apron bandara

Pengalaman yang sangat langka, saya langsung mencoba sensasi (buang air kecil) sambil melihat ke arah apron bandara, dan tidak ketinggalan kamera saya pun langsung membidik satu persatu pesawat yang tengah parkir atau lewat di apron tersebut.

Air Asia A320

Jet Star Valuair A320

Kesampaian juga saya melihat secara langsung bagaimana besarnya pesawat ini Singapore Airlines A380 ‘Big Momma’


Bandara Changi memiliki 4 terminal. Terminal 1, terminal 2, terminal 3, dan budget terminal. Masing-masing terminal dihubungkan dengan menggunakan ‘skytrain’ kecuali budget terminal. Saya dengan teman saya tidak sulit menemukan skytrain yang akan mengantar kami menuju terminal 2.

Skytrain menuju terminal 2

Setelah sampai di terminal 2, saya langsung turun ke lantai bawah untuk melewati imigrasi Singapore. Antrian imigrasi pagi itu tidak terlalu ramai, tapi sebelum saya ikut mengantri, saya harus mengisi form imigrasi Singapore yang sudah di sediakan di sebelah kanan. Setelah selesai menulis data-data di form imigrasi tersebut saya pun langsung masuk ke barisan antrian, dan ternyata tidak sulit untuk melewati imigrasi Singapore, yang penting data-data lengkap, paspor saya pun langsung mendapatkan cap dari imigrasi Singapore.
 

Imigrasi Singapore Terminal 2



Lolos dari imigrasi saya lalu mencari stasiun MRT (Mass Rapid Transit) untuk menuju ke kota. Sebenarnya dari Bandara Changi ada 2 pilihan transport menuju kota, yang pertama menggunakan taxi dan yang kedua menggunakan MRT. Saya memilih menggunakan MRT karena lebih murah dibandingkan dengan menggunakan taxi.



Stasiun MRT berada di basement

Turun menuju basement


Sampai di bawah saya langsung menuju loket pelayanan penumpang untuk membeli kartu Ez-link. Untuk menggunakan transportasi umum di Singapore seperti MRT dan Bis ada 2 macam pilihan kartu, yang pertama kartu Ez-link dan Singapore Tourist Pass.


Kartu Ez-link

Kartu Singapore Tourist Pass


Kartu Ez-link harganya SGD 12, dengan rincian harga kartu SGD 5 dan saldo SGD 7. Saldo kartu Ez-link dapat di top up di mesin-mesin yang ada di setiap stasiun MRT atau di Seven Eleven, dengan minimum top up SGD 10. Nantinya sisa saldo yang ada di kartu Ez-link dapat di refund, tetapi harga kartu tidak dapat di refund. Masa berlaku kartu Ez-link 5 tahun, jadi bagi kalian yang berencana untuk kembali lagi ke Singapore, kartu ini lebih cocok. Sedangkan untuk kartu Singapore Tourist Pass hanya berlaku bagi para turis yang sedang berlibur ke Singapore selama 1 – 3 hari. Harga kartu ini untuk 1 hari SGD 10, 2 hari SGD 20, 3 hari SGD 30. Saya mengambil contoh untuk 3 hari, selama 3 hari tersebut kalian bebas untuk menggunakan MRT atau Bis sesuka hati, nantinya di hari terakhir kalian bisa refund deposit SGD 10 saat mengembalikan kartunya.
Saya memilih kartu Ez-link, karena tahun depan saya akan kembali ke Singapore, dan juga supaya bisa jadi pajangan di dompet hehehe, tidak lupa saya top up SGD 10 buat jaga-jaga, takut nanti saldonya habis.


Ok kartu Ez-link sudah di tangan, sekarang saatnya saya untuk mencoba pertama kalinya menggunakan transportasi MRT. Sebelum masuk ke stasiun MRT, saya harus men-tap kartu Ez-link yang saya miliki di tiket gate, baru setelah itu saya bisa masuk ke dalam MRT. Dari Bandara Changi saya mengambil arah Joo Koon.

Tiket Gate

Suasana di dalam MRT



Next >> Sentosa Island & Singapore City

Jumat, 19 Oktober 2012

Journey to Singapore


Halo reader,

Saya mau menceritakan sedikit perjalanan saya ke negeri ‘singa’, setelah sebelumnya saya harus melewati serangkaian kegiatan akhir dari seorang mahasiswa. Ada yang bisa menebak? ya skripsi. Awalnya saya sempat was-was untuk trip ini, karena kalau saya dinyatakan tidak lulus, wah bisa hancur persiapan yang sudah saya persiapkan untuk trip kali ini. Trip ini saya lakukan 2 minggu setelah saya dinyatakan lulus sidang skripsi.

Perjalanan saya kali ini menggunakan maskapai Air Asia Indonesia, tiket promo DPS-SIN-DPS yang saya dapatkan cuma IDR 700.000 PP. Saya melakukan trip ini tidak sendirian, saya mengajak salah satu teman saya di komunitas pecinta Manchester United di Bali. Ini merupakan pertama kalinya bagi saya dan teman saya melakukan trip ke luar negeri.



15 Oktober 2012
Saya berangkat dari rumah jam 03.30 pagi diantar oleh salah satu teman saya. Sampai di Bandara Ngurah Rai, Bali saya langsung bergegas ke terminal keberangkatan internasional.

Suasana Bandara Ngurah Rai, Bali yang sangat sepi di pagi hari, pemandangan yang jarang terlihat di siang-malam hari

FIDS pagi itu

Counter cek in masih sepi

Karena saya sudah melakukan cek in online dari rumah, saya langsung naik ke lantai 2 untuk membayar airport tax sebesar IDR 150.000, setelah itu melewati counter imigrasi. 

Hooreeee, akhirnya paspor saya mendapatkan cap pertama

Pemandangan setelah melewati counter imigrasi……….

Duty Free Shop

Setelah mengelilingi terminal internasional yang kebanyakan tokonya masih tutup, saya pun langsung menuju boarding gate yang berada paling ujung yaitu Gate 9


Ternyata boarding gatenya belum di buka, terpaksa saya duduk lesehan di depan toko-toko yang masih tutup. 

Antrian orang-orang yang menunggu boarding gate di buka

Sedang asik-asiknya saya memainkan kamera kesegala penjuru terminal ini, tiba-tiba ada segerombolan wanita yang langsung membuat saya mengarahkan kamera ke mereka

Para FA yang akan melayani penerbangan saya

Penampakan tiket saya

Akhirnya setelah kurang lebih 20 menit menunggu, boarding gate pun di buka. Sebelum masuk ke ruang tunggu ada pemeriksaan x-ray, dan ternyata ‘parfum’ dan ‘foam’ teman saya di sita oleh petugas, karena barang cair yang boleh masuk ke cabin dibatasi 100ml/botol. Pemeriksaan di Bandara Ngurah Rai ini ternyata cukup ketat, Karena ikat pinggang pun harus dilepas. Setelah lolos dari pemeriksaan akhir itu, saya langsung melihat-lihat suasana ruang tunggu.

Ruang tunggu gate 7 & 8 yang masih sepi tanpa penghuni

Pesawatnya baru bangun nih, setelah semalaman tidur, jadi pasti on time

Tetangganya ada Lion Air B737-900ER

Tidak lama kemudian panggilan boarding untuk penumpang Air Asia tujuan Singapore pun terdengar. 

Turun ke lantai dasar untuk pemeriksaan boarding pass 

Sampai di bawah langsung masuk ke bis yang akan mengantar saya ke parkiran pesawat. Cukup banyak pesawat yang parkir di Bandara Ngurah Rai pagi itu.

 Ini dia mesin dari pesawat Air Asia A320
Foto badannya si 'sexy' dulu sebelum masuk

Saya mendapatkan seat 18B dan teman saya 18C. Sampai di kursi saya langsung segera duduk. 

Proses boarding masih berlangsung

Seat pitch cukup lega bagi saya yang memiliki tinggi 168cm

Kartu Petunjuk Keselamatan

Pesawat pushback, taxi dan take-off lebih awal dari jadwal, goodjob Air Asia. Setelah pesawat mengudara dan tanda sabuk pengaman di padamkan, saya langsung menuju lavatory.

Bersih dan aman terkendali

Ini dia daerah kekuasaan para FA

Suasana cabin

Karena saya belum sarapan, akhirnya saya membeli makanan dan minuman. Harga makanannya IDR 38.000 dan minumannya IDR 18.000

Nasi Kuning Manado + Orange Water

Ini penampakan nasi kuningnya setelah di buka bungkusnya

Beberapa detik kemudian, bersih tanpa sisa hehehe

Rasa makanannya uenak banget, sambelnya pas buat sarapan, nasinya juga masih hangat, harganya sebanding dengan rasanya.

Setelah mengudara kurang lebih 2.5 jam, akhirnya FA mengumumkan bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat di Bandara Changi, Singapore. Ini beberapa foto saat akan mendarat